Inibaru.id – Bertahun-tahun meme dan potongan gambar film Happy Old Year karya sutradara Nawapol Thamrongrattanarit mampir di media sosial saya. Tapi, baru semalam saya akhirnya terpikir untuk menontonnya di kanal streaming Netflix. Tanpa ekspektasi apa-apa, setelah menontonnya saya jadi mengerti mengapa film keluaran 2019 ini bisa jadi karya yang timeless dan bakal terus jadi pembicaraan hingga bertahun-tahun ke depan.
Tema awal ceritanya sebenarnya sederhana. Seorang perempuan bernama Jean yang baru saja pulang dari Swedia terobsesi dengan style hunian minimalis sehingga kepikiran untuk membereskan berbagai barang yang sudah nggak terpakai di rumahnya yang sangat berantakan. Ala-ala Marie Kondo begitu konsepnya.
Tapi, saat awalnya dia sudah mantap untuk membuang berbagai barang-barang lawas, Jean justru mulai teringat dengan berbagai kenangan dari barang-barang tersebut. Tatkala kemudian mengikuti sisi emosionalnya dengan nggak asal membuangnya, Jean justru mengalami banyak masalah akibat pribadi dan masa lalunya yang kerap menyepelekan orang lain.
Yap, cerita film yang awalnya sederhana berujung pada konflik yang rumit dan menunjukkan betapa kompleksnya emosi manusia. Nggak hanya soal hubungan dengan teman dan kekasih, film ini juga menunjukkan hubungan keluarga yang nggak selalu harmonis. Makanya, usai dirilis, banyak orang yang merasa relate dengan film ini.
Yang menarik, film yang jadi wakil Thailand di gelaran Oscars 2020 ini membuka tradisi baru bagi kalangan sinefil internasional, yaitu menjadikannya sebagai film pertama yang ditonton sebagai ajang "kontemplasi" agar mampu menyelesaikan masalah masa lalu, bukannya meninggalkannya begitu saja, sebelum menatap masa yang baru.
Hal inilah yang diungkap sendiri oleh sang sutradara Nawapol Thamrongrattanarit saat menemukan filmnya selalu dibanjiri komentar dari orang-orang yang menontonnya pada 31 Desember atau 1 Januari.
“Banyak review Letterboxd terbaru untuk film Happy Old Year setiap 31 Desember – 1 Januari. Terima kasih untuk penonton dari seluruh dunia yang menontonnya dan menjadikannya tradisi tahun baru meski filmnya sudah dirilis 4 tahun yang lalu,” tulisnya di akun X (dulu Twitter) @ter_nawapol pada 1 Januari 2024.
Di Indonesia sendiri, sejumlah akun pengulas film seperti @CenayangFilm dan @damprad juga melakukan tradisi serupa. Mereka mengingatkan siapa saja untuk nonton film ini, sembari beres-beres barang nggak terpakai atau kenangan masa lalu, saat pergantian tahun.
“Sudah 3 tahun ini menjadikan film ini sebagai film pertama yang saya tonton di setiap tahun. Selalu mengunjungi kembali Happy Old Year (2019) setelah merayakan tahun baru,” tulis @damprad.
Siapa sangka ya, film yang aslinya bertema sederhana, yaitu beres-beres barang, ternyata bisa sebagus ini. Cobain nonton juga deh, Millens. Ikutan tradisi menontonnya tiap tahun baru juga boleh, kok. Asal jangan ikutan tradisi ngata-ngatain sutradaranya di media sosial karena bisa bikin film seemosional ini, ya! Haha. (Arie Widodo/E10)