Inibaru.id – Coba cek anak-anak di sekitarmu. Pasti ada yang terkena gondongan alias mumps dan akhirnya nggak berangkat sekolah untuk sementara waktu. Ternyata, fenomena anak terkena gondongan ini lagi merebak di Indonesia. Kepikiran nggak mengapa gondongan mewabah lagi setelah beberapa tahun belakangan jarang ditemui?
Di SMP Negeri 8 Tangerang Selatan, Banten, saking banyaknya siswa yang terkena gondongan dan cacar air, sekolah tersebut sampai menerapkan belajar di rumah selama 2 pekan sampai hari ini, Kamis (31/10/2024). Sementara itu di Yogyakarta, sejak awal tahun, terdapat 169 kasus gondongan yang sebagian besar dialami anak-anak SD.
Kok bsia sih penyakit yang dipicu oleh infeksi virus paramyxovirus ini bikin orang tertular dengan sangat cepat? Terkait hal ini, Kasi Pengendalian Penyakit Menular (P2M) dan Imunisasi Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Endang Sri Rahayu punya jawabannya, Millens.
“Penyakit ini sangat mudah menular, khususnya di lingkungan sekolah lewat percikan air liur atau kontak dengan benda yang terkontaminasi,” ucap Endang sebagaimana dinukil dari Kompas, Kamis (31/10/2024).
Lantas, apakah sebenarnya penyakit gondongan yang bikin leher atau rahang membengkak dan bikin gejala lain seperti demam, sakit saat menelan, nyeri otot, dan sakit kepala ini nggak bisa dicegah? Sebenarnya sih bisa. Yaitu dengan vaksinasi measles, mumps, dan rubella (MMR) yang sudah masuk program vaksinasi yang diberikan ke anak.
Kalau memang sudah banyak anak mendapatkan vaksinasi MMR, kok tetap saja gondongan mewabah? Hal ini disebabkan oleh cakupan vaksinasi ini di lingkup masyarakat yang nggak sampai 90 persen.
“Seharusnya untuk mumps ini kan di atas 90-95 persen. Ini malah cakupannya turun 90 persen. Dampaknya, banyak individu yang rentan tertular,” ucap epidemiolog Dicky Budiman dari Griffith University Australia, Kamis (31/10).
Lebih dari itu, vaksin MMR sendiri sebenarnya nggak serta-merta membuat seseorang nggak lagi terkena gondongan. Tingkat keefektivitasannya hanya 88 persen setelah 2 dosis. Celah 12 persen itulah yang bisa bikin seseorang yang sudah divaksinasi kembali terinfeksi.
Selain itu, setelah beberapa tahun, tingkat kekebalan vaksin MMR terhadap virus ini cenderung berkurang. Nggak heran jika banyak anak sekolah yang kena penyakit ini meski sudah pernah divaksin.
Yang pasti, keputusan sejumlah sekolah untuk memberlakukan lockdown alias meminta siswa belajar di rumah saja saat banyak anak terkena gondongan bisa dianggap sebagai langkah yang bijak. Apalagi, penyakit ini cenderung mudah menular.
“Iya, belajar di rumah langkah tepat untuk memutus mata rantai penularan. Anak-anak kan rentan dan masih berkembang ya sistem imunnya. Jadi lockdown sementara, seminggu itu cukup memadai,” pungkas Dicky.
Nggak disangka ya di zaman sekarang, gondongan mewabah lagi. Semoga saja masalah ini bisa segera teratasi, ya, Millens. (Arie Widodo/E05)