Inibaru.id – Nggak jauh dari megahnya Paragon Mal di Kota Semarang, ada sebuah kafe sederhana yang memiliki tampilan unik. Nama kafe tersebut adalah Kafe Sekayoe “Gethe”.
Berbeda dengan tampilannya yang terkesan zadul, kafe ini sebenarnya baru eksis pada 2021 lalu. Pemiliknya adalah pasangan Ari Purbono dan Harmeli. Keduanya memang pengin membuat kafe dengan tampilan yang beda dari kafe-kafe pada umumnya. Apalagi, lokasinya juga sangat nggak biasa, yaitu di tengah perkampungan padat di Jalan Sekayu Masjid.
Ternyata, ada alasan mengapa pasangan istri suami ini sengaja membuka kafe di tengah kampung, Millens.
“Kampung Sekayu itu unik karena pernah dijadikan pusat pemerintahan Kota Semarang meski hanya empat tahun. Fakta ini saya temui di dokumen Kota Semarang. Kejadiannya tahun 1670. Saat itu Tumenggungnya adalah Prawiro Rojo,” jelas Harmeli sebagaimana dilansir dari Radarsemarang, Minggu (30/7/2023).
Selain temuan fakta itu, ada hal lain yang mendorong Ari Purbono dan Harmeli membuka kafe di sana, yaitu saat Kampung Tematik Sekayu memenangi lomba kelompok sadar wisata (pokdarwis) pada 2021. Setelah lomba tersebut, banyak orang berdatangan untuk mencari tahu sejarah kampung tersebut.
“Dulu kita kebingungan menerima banyak orang yang datang dan pengin riset soal sejarah di sini. Kebetulan ada sesepuh yang meninggal dan rumahnya yang tampilannya klasik ini jadi kosong. Akhirnya kita kepikiran untuk menyewanya dan dijadikan kafe,” lanjut Harmeli.
Selain bisa belajar tentang sejarah Kampung Sekayu, kamu juga bisa mencicipi penganan yang sudah eksis sejak 110 tahun silam di Kafe Sekayoe “Gethe”. Namanya adalah kacang sangan bedagan atau juga dikenal sebagai kacang sekayu. Kacang ini bebas kolesterol karena disangrai dengan pasir, bukannya digoreng dengan minyak.
Menu-menu lain yang tersedia di sana juga diberi nama yang disesuaikan dengan sejarah dari Kampung Sekayu seperti pangsit cagak gendero atau minuman lawang sewu.
“Harapannya dengan melihat nama-nama menu itu orang yang memesan jadi pengin tahu lebih banyak tentang sejarah dan budaya Kota Semarang,” ujar Ari Purbono.
Ke depannya, Ari dan Harmeli pengin mengembangkan Kafe Sekayoe “Gethe” ini menjadi Museum Semarangan yang dipenuhi dengan berbagai barang-barang dari zaman dahulu yang kaya nilai sejarah. Mereka juga sedang mencari buku-buku tentang sejarah Semarang dan Peta Semarang pada masa penjajahan Belanda untuk dipajang di tempat tersebut.
Menarik banget ya konsep Kafe Sekayoe “Gethe” di tengah padatnya perkampungan di Kota Semarang ini, Millens? Kalau kamu tertarik untuk datang ke sana, kafenya buka setiap hari dari pukul 10.00 sampai 22.00 WIB. (Arie Widodo/E10)