Inibaru.id - Kesegaran dan keunikan rasa dari mata air tiga rasa yang ada di Rejenu, Desa Japan Kecamatan Dawe Kudus memang sudah dikenal oleh masyarakat Kudus dan sekitarnya. Lama tak ke sana, beberapa waktu lalu saya memutuskan mengunjungi tempat yang sejuk dan teduh itu untuk meneguk air yang konon memiliki banyak khasiat tersebut.
Mata air tiga rasa masih berada di satu kompleks dengan Makam Syekh Sadzali Rejenu. Usai berziarah ke ulama penyebar Agama Islam asal Timur Tengah itu, saya menuju lokasi mata air tiga rasa.
Dari gapura makam, air tiga rasa berjarak sekitar kurang lebih 10 meter. Beberapa tahun terakhir, area mata air itu direnovasi dan dibangunkan semacam gubuk bertuliskan "Air Tiga Rasa" untuk memudahkan peziarah menemukan lokasinya. Di sana juga ada petunjuk arah menuju puncak Argopiloso karena letak mata air itu masih dalam area Hutan Argopiloso.
Tiga Mata Air, Tiga Rasa
Kamu yang pernah ke sana pasti tahu bahwa ketiga mata air tersebut terletak berdekatan. Istimewanya, rasa air dari masing-masing mata air di situ cenderung berbeda.
Sebagian orang, termasuk saya merasakan soda pada mata air pertama. Mata air kedua terasa agak asam, sementara mata air ketiga rasanya sedikit manis dan ringan rasa sodanya. Ketiganya sama-sama memberikan kesegaran bagi yang meneguknya.
Tapi, setiap orang yang mencicipi air tiga rasa bisa jadi memiliki pengalaman rasa yang nggak sama. Peziarah asal Demak, Anshori misalnya. Pengunjung yang saya temui kala itu menilai perbedaan rasa tiap mata air ini hanya sedikit, tipis-tipis katanya.
"Kalau menurut saya, semacam ada grade rasa gitu. Ada hard, medium dan soft dari rasa yang seperti soda itu. Paling berasa banget ya di mata air pertama tadi," kata Anshori.
Nah, percaya atau nggak, meski rasa air dari sendang tiga rasa ini unik, kamu hanya bisa membuktikannya saat di lokasi ya, Millens. Seandainya air tersebut kamu bawa pulang atau kamu campur satu sama lain, maka akan menjadi tawar.
FYI, mata air tiga rasa ini adalah bukti peninggalan dari Syekh Sadzali Rejenu. Konon, dulu sumberan ini adalah tempat wudhu beliau dan santri-santrinya. Selama ratusan tahun, air tiga rasa tidak pernah surut atau kering. Saat musim kemarau panjang, volume airnya saja yang berkurang.
Dipercaya Berkhasiat
Memiliki rasa yang berbeda-beda merupakan keajaiban sekaligus magnet dari sumber mata air di Rejenu itu. Penjaga makam, Sarono menjelaskan perbedaan rasa dari ketiga mata air itu bergantung pada niat setiap peziarah.
Sarono bercerita, dulu pernah terjadi, salah seorang peziarah makam Mbah Syadzali meminta agar air tiga rasa berubah menjadi manis.
"Seketika ketiga sumberan tersebut rasanya jadi manis semua. Tergantung dari keyakinan masing-masing," ungkap Sarono.
Meski begitu, Sarono tak menampik, banyak peziarah yang menyambangi air tiga rasa dengan niat dan tujuan yang berbeda, mulai dari sarana untuk mengobati penyakit (Ma' Ad-dawa'), meminta dimudahkan dalam urusan dunia (Ma' Ad-dun Ya) hingga memohon dilancarkan dalam mencari ilmu (Ma' Al-ilmi).
"Tetapi, harus dengan syarat yakin dan memohon doa tetap kepada Allah SWT," tegas Sarono.
Puas minum satu per satu air dari sendang tiga rasa dan rasa gerah telah hilang, saya akhirnya pulang. Kelak jika merasa ingin berteduh dan meneguk kesegaran langsung dari alam, saya akan ke sumber air tiga rasa Rejenu lagi. (Hasyim Asnawi/E10)