Inibaru.id – Sepanjang perjalanan pulang dari kota Semarang ke lereng selatan Gunung Ungaran, berkali-kali saya melihat banyak orang berkumpul di pos ronda, angkringan, atau kafe untuk nonton bareng (nobar) pertandingan Timnas Indonesia vs Arab Saudi. Meski dari jarak jauh, terdengar jelas teriakan, umpatan, hingga sorak sorai saat Timnas dua kali menjebol gawang tim lawan.
Euforia warga di kampung-kampung pada Timnas Indonesia belakangan memang terus naik. Di Kecamatan Sumowono, Kabupaten Semarang, misalnya, semenjak sinyal televisi UHF bisa masuk dalam setahun terakhir, warga berbondong-bondong membeli antena UHF.
Sebelumnya, selama puluhan tahun warga hanya bisa bergantung pada parabola meski piranti itu nggak mampu membuat televisi menyiarkan siaran bola lantaran sinyalnya diacak. Dengan mengganti antena, melihat Timnas Indonesia bertanding menjadi akhirnya terwujud.
Jika menonton Timnas Indonesia bertanding melalui televisi saja bisa begitu membara, lalu seperti apa ya antusiasme menyaksikan pertandingan Timnas Indonesia di Stadion Utama Gelora Bung Karno? Hal inilah yang kemudian saya tanyakan ke salah seorang anggota keluarga yang sudah lebih dari setahun merantau di Jakarta, Eggy. Pasalnya, pada akhir pekan lalu dia mengaku akan menonton pertandingan Timnas Indonesia di GBK pada Selasa (19/11/2024) malam.
Pulang dari kantornya, Eggy mencari parkiran sepeda motor di Jakarta Theater untuk mencapai Stasiun MRT terdekat. Dengan transportasi kereta ini, dia mampu mampu mencapai kawasan GBK dengan cepat tanpa khawatir terjebak macet pada pukul 17.30 WIB alias hanya 90 menit sebelum kick-off pertandingan dimulai.
Begitu masuk kawasan GBK pada pukul 18.00, gerimis masih mewarnai Jakarta. Dengan menggunakan garuda.id, Eggy nggak lagi kerepotan dengan masalah tiket dan dengan mudah masuk ke tribun stadion, tepatnya di bagian Upper Garuda Zona A/B. Di sana, sudah ada ribuan penonton yang siap memberikan dukungannya.
“Kali pertama nyanyi Indonesia Raya jelang Timnas bertanding, merinding rasanya. Apalagi tribunku dekat dengan La Grande Indonesia, kerasa banget magisnya lagu ini pas dinyanyikan bersama-sama,” cerita Eggy pada Rabu (20/11).
Pertandingan berjalan alot karena lawannya tim besar Asia, Arab Saudi. Tapi, perjuangan para pemain yang luar biasa bikin penonton terus bergairah memberikan dukungan. Makanya, setiap kali gol, gemuruh teriakan penonton bisa terdengar begitu keras sampai membuat stadion seperti bergetar.
“Kerasa banget emosinya, baik itu pas terjadinya gol, pas jelang peluit panjang, hingga pas nyanyi lagu ‘Tanah Airku’ usai laga. Itu juga bikin merinding. Pengalaman nonton langsung di GBK jujur jauh lebih memuaskan dari yang aku bayangkan sebelumnya. Apalagi Timnas mampu menang lawan Arab Saudi,” lanjutnya.
Beda dengan Eggy yang baru kali pertama menonton Timnas berlaga di GBK, Haru yang sudah bekerja lebih dari 1 dekade di Jakarta mengaku sudah lebih dari 5 kali melakukannya. Yang menarik, menurutnya euforia penonton Timnas sejak pertandingan fase grup pertama pada Piala AFF 2010 dengan sekarang masih sama-sama bergairah. Tapi, soal pengalaman menonton, ada perbedaan dalam hal ticketing atau keramahan bagi kaum hawa dan anak-anak.
“Sekarang GBK lebih family friendly. Banyak yang nggak lagi khawatir bawa anak-anak. Kalau dulu kan karena belum ada ticketing online, banyak yang takut atau kerepotan berdesak-desakan. Sekarang sudah jauh lebih rapi. Tapi kalau soal pengalaman nonton pertandingannya, selalu seru dari dulu,” ucapnya, Rabu (20/11).
Layaknya Eggy, Haru pun selalu merinding setiap kali Indonesia Raya dikumandangkan jelang Timnas berlaga. Dia bahkan mengaku berkali-kali menangis tatkala mendengarkannya. Lebih dari itu, dia mengaku sangat menikmati pertandingan Timnas dan bisa ‘berubah’ jadi pribadi yang lebih ekspresif setiap kali Timnas bertanding.
Keduanya pun mengaku bangga dengan peningkatan level Timnas Indonesia dalam beberapa waktu belakangan. Meski skuad Timnas banyak diisi pemain keturunan atau yang kerap disebut sebagai pemain naturalisasi, kebanggaan atas Timnas nggak akan luntur. Apalagi, kini Timnas nggak lagi takut dengan nama-nama mentereng di Benua Asia seperti Arab Saudi atau Australia.
“Tetap bangga, kan mereka juga ada darah Indonesianya dan mau fight dengan memakai jersey Timnas, tentu saya bangga dan selalu mendukung mereka,” ucap Haru.
Saking serunya pengalaman menonton Timnas Indonesia bertanding di GBK, wajar jika Haru tetap berkali-kali melakukannya meski terkadang hasil pertandingan nggak sesuai dengan harapan. Begitu pula Eggy. Dia mengaku jika pengalaman pertamanya ini sangat membekas dan berencana menonton Timnas Indonesia saat melawan Bahrain pada Maret 2025 nanti. Yap, dia pengin merasakan pengalaman magis yang sama.
“Serunya itu lo bikin candu. Mungkin nanti bakal nonton lagi di pertandingan berikutnya,” pungkas Eggy.
Hm, memang seru ya menonton kemenangan tim kesayangan dengan mata kepala sendiri? Setelah sekian lama, Timnas Indonesia bisa bersaing melawan tim-tim besar Asia lainnya dengan hasil yang cukup melampaui ekspektasi. Kamu tertarik untuk merasakan pengalaman serupa, nggak, Millens? (Arie Widodo/E05)