inibaru indonesia logo
Beranda
Inspirasi Indonesia
Menyusuri Perjuangan Ibu Ruswo yang Diabadikan Menjadi Nama Jalan di Yogyakarta
Senin, 11 Nov 2024 17:26
Penulis:
Arie Widodo
Arie Widodo
Bagikan:
Jalan Ibu Ruswo di Yogyakarta. (Google Street View)

Jalan Ibu Ruswo di Yogyakarta. (Google Street View)

Nggak hanya Kartini, Dewi Sartika, atau Cut Nyak Dien yang dikenal sebagai pahlawan perempuan. Di Yogyakarta, ada Ibu Ruswo yang sampai dijadikan nama jalan. Seperti apa sih perjuangannya pada zaman dahulu?

Inibaru.id – Kamu yang tinggal di Yogyakarta atau sedang main di Yogyakarta, pasti ngeh dengan nama Jalan Ibu Ruswo yang berlokasi nggak jauh dengan Gerbang Plengkung Wijilan di timur Alun-Alun Lor Yogyakarta. Kepikiran nggak siapa sih Ibu Ruswo sampai namanya dijadikan nama jalan di Yogyakarta?

Jika berbicara tentang pahlawan perempuan, yang terpikir biasanya adalah Kartini, Dewi Sartika, atau Cut Nyak Dien. Tapi, khusus untuk di Yogyakarta, ada nama pahlawan perempuan lain sangat dihormati. Namanya adalah Ibu Ruswo.

Kalau menurut cerita dosen Rhoma Dwi Aria Yuliantri yang mengajar di jurusan Imu Sejarah di Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), nama asli Ibu Ruswo adalah Khusna. Tapi, dia dikenal dengan nama Ibu Ruswo setelah menjadi istri dari Ruswo Prawiroseno.

“Nama aslinya Khusna. Kala itu memang lazim seorang perempuan dipanggil dengan nama suaminya,” ucap Rhoma sebagaimana dilansir dari Radarjogja, Minggu (10/11/2024).

Memangnya, sebesar apa sih jasa Ibu Ruswo sampai-sampai namanya diabadikan sebagai nama jalan? Jadi begini, pada masa perang mempertahankan kemerdekaan, Ibu Ruswo nggak kenal lelah mengorganisir dapur-dapur umum di berbagai titik di Yogyakarta dan daerah lain di Jawa Tengah seperti Magelang, Ambarawa, dan Semarang.

Dialah yang memastikan para pejuang nggak kehabisan logistik. Lebih dari itu, bersama dengan suaminya, dia juga jadi kurir pengirim pesan di antara para pejuang agar tetap bisa berkomunikasi dalam melakukan perjuangan.

Ibu Ruswo dikenal aktif di dapur umum pada masa perang mempertahankan kemerdekaan. (Google Street View)
Ibu Ruswo dikenal aktif di dapur umum pada masa perang mempertahankan kemerdekaan. (Google Street View)

“Mereka berdua juga dikenal aktif sebagai kurir yang menyampaikan pesan dalam bentuk tulisan atau lisan. Padahal, tugas ini sangatlah berbahaya,” ucap Kabid Pemberdayaan Sosial Dinas Sosial DIY Tri Susilastuti, Jumat (8/11).

Salah satu trik pengiriman pesan tertulis yang dilakukan Ibu Ruswo agar dia mampu lolos dari tentara Belanda adalah dengan menempatkan surat-surat penting itu di dalam stang sepeda. Ditambah dengan penampilannya yang memang terlihat seperti rakyat jelata, bukannya pejuang, banyak tentara Belanda yang nggak menyadari hal ini dan Ibu Ruswo pun dengan leluasa berkali-kali bisa menembus blokade tentara musuh dengan selamat.

Berkat jasa-jasanya, pada 1947, dia mendapatkan penghargaan Bintang Gerilya oleh Presiden Soekarno di Keraton Yogyakarta. Ibu Ruswo pun sempat menikmati kemerdekaan Indonesia hingga akhir hayatnya pada 28/8/1960.

Jasadnya dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kusumanegara Yogyakarta, tepatnya di Blok D nomor 1.125. Karena jasanya terlalu besar, pemerintah kemudian merasa namanya perlu diabadikan sebagai nama jalan sejak 1981.

“Jalan ini jadi penanda bahwa dulu ada banyak perempuan dan ibu-ibu yang berjuang untuk bangsa dan negara,” terang Tri.

Nggak disangka ya, Millens, ternyata kisah perjuangan Ibu Ruswo sangatlah luar biasa. Pantas saja jika namanya diabadikan sebagai nama jalan di Yogyakarta. (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved