Inibaru.id - Di kota besar seperti Semarang, harga menu sarapan hanya Rp5 ribu sudah jarang ditemukan. Kalaupun ada, sudah pasti warung tersebut akan ramai dikunjungi orang.
Nah, itu pula yang terjadi di sebuah pelataran ruko Jalan Basudewo, Kelurahan Bulustalan, Semarang Selatan. Di kawasan Banjir Kanal Barat itu setiap Senin, Rabu, dan Jumat pagi kamu akan menjumpai penjual sarapan "lima ribu" yang pastinya penuh antrean.
Suparmin adalah salah seorang yang pagi itu ikut mengantre untuk bisa menikmati sepiring sarapan murah meriah. Warga Krobokan itu mengaku sudah beberapa kali ke sana. Informasi tentang sarapan murah kali pertama dia dapatkan dari kawannya yang memang tinggal di dekat Banjir Kanal Barat.
"Saya ke sini sudah enam kali. Tahunya info ini sudah sejak bulan Oktober lalu. Lumayan sarapan lima ribu perut terasa kenyang," kata laki-laki 45 tahun yang bekerja serabutan itu.
Suparmin menambahkan, keberadaan warung makan tersebut sangat membantu dirinya dan keluarga karena bisa diandalkan di waktu pagi sebelum dirinya berangkat kerja dan anak-anaknya pergi ke sekolah.
Warung Sedekah
Menjual sarapan dengan harga di bawah rata-rata, benarkah warung tersebut mendapatkan untung? Rupanya, tempat makan yang dikenal dengan sebutan Sarapan Lima Ribu tersebut nggak mencari laba lo, Millens. Penjualnya semata ingin bersedekah kepada sesama dengan cara yang lebih bermanfaat.
Dhani Hirnawan adalah salah satu penggagasnya. Dia bercerita bahwa awalnya warga RT 3 RW 4 Kelurahan Bulustalan punya ide untuk membuat warung sedekah dengan cara memborong makanan dari penjual. Hal itu terwujud dengan menyajikan beberapa porsi.
"Ide itu kali pertama diinisiasi warga dan bisa terlaksana 7 Mei 2023 lalu. Kita sajikan menu makan 50 porsi. Antusias warga baik. Tak ada 60 menit habis," kenangnya.
Aksi terpuji Dhani dan warga Bulustalan itu terinspirasi dari aksi serupa Jusuf Hamka, salah seorang pengusaha sukses di Indonesia. Seiring berjalan waktu, warung itu ramai dan sudah ada pelanggan. Maka dari itu, warga memutuskan untuk melayani makan lima ribu seminggu selama tiga hari saja.
Masyarakat Berdonasi
Meski Rp5 ribu, jangan mengira sarapan yang ditawarkan minimalis ya, Millens! Kata Dhani, menu yang disajikan ke masyarakat berbeda-beda. Mereka yang datang boleh mengambil nasi sepuasnya dengan lauk-pauk yang telah sediakan.
"Kalau kami murni untuk jualan, mungkin satu menunya itu harga Rp10 ribu. Awalnya itu kami mau kasih sarapan gratis, cuman dari warga kurang setuju karena tidak mengedukasi," imbuhnya.
Bagaimana dengan mereka yang nggak punya sepeser pun uang untuk beli sarapan? Tenang saja, Sarapan Lima Ribu juga menyediakan ratusan porsi nasi gratis untuk kaum dhuafa.
"Kira-kira, sekarang ini kami menyediakan 100 porsi sarapan gratis. Terus 150 porsinya kita jual dengan harga Rp5 ribu. Total setiap paginya kami menyediakan 250 porsi nasi untuk sarapan," terangnya.
Lelaki yang menjabat sebagai Ketua RT 3 RW 4 itu mengungkapkan semula sumber keuangan untuk menggerakkan Sarapan Lima Ribu berasal dari warga. Seiring berjalannya waktu, banyak orang-orang luar yang ikut berdonasi agar kegiatan bermanfaat tersebut tetap jalan. Dia tidak mengizinkan Sarapan Lima Ribu ditunggangi oleh kegiatan politik maupun pemerintahan. Pihaknya tidak segan menolak donasi jika yang memberi punya kepentingan tertentu.
Kini Sarapan Lima Ribu telah berhasil menjadi ladang pahala bagi masyarakat Bulustalan dan berkah bagi masyarakat sekitar. Meski secara perhitungan rugi, tapi keuntungan imaterialnya berlipat-lipat. Semoga warung seperti ini makin banyak di Semarang dan tempat lain ya, Millens! (Danny Adriadhi Utama/E10)