inibaru indonesia logo
Beranda
Kulinary
Kraca, Kuliner Tertua di Banyumas yang Laris Dicari saat Ramadan
Senin, 8 Apr 2024 18:00
Penulis:
Arie Widodo
Arie Widodo
Bagikan:
Kraca, kuliner khas Ramadan yang bisa kamu temui di Banyumas. (Inibaru.id/ Ike Purwaningsih)

Kraca, kuliner khas Ramadan yang bisa kamu temui di Banyumas. (Inibaru.id/ Ike Purwaningsih)

Kraca sebenarnya adalah olahan rica-rica pedas dari keong sawah. Mau dimakan langsung bisa, dijadikan lauk juga pasti bakal boros nasi saking sedapnya. Seperti apa ya rasa kuliner unik ini?

Inibaru.id – Nggak hanya takjil war yang bikin meriah bulan Ramadan di Banyumas, Jawa Tengah. Di sana, juga ada lo kuliner khas Ramadan yang sudah eksis sejak zaman dahulu. Namanya adalah kraca. Memangnya, seperti apa sih kuliner yang satu ini?

Kraca sebenarnya adalah olahan keong sawah. Jadi, hewan yang kerap dianggap sebagai hama padi ini diolah menjadi semacam rica-rica pedas. Terkadang, penganan ini dijadikan camilan sembari mengobrol. Tapi, sering kraca juga dijadikan lauk saat makan nasi. Maklum, rasa daging keong yang lezat ditambah bumbu pedas yang mantap tentu bisa bikin selera makan jadi semakin lahap!

Nggak ada kejelasan ataupun catatan sejarah pasti tentang kapan kuliner yang satu ini mulai eksis. Tapi, sejumlah pakar meyakini bahwa kraca adalah salah satu kuliner khas Banyumas dengan usia tertua. Apalagi, dari cara pengolahan dan juga pemilihan bahannya, kuliner ini memang bisa dikatakan masih sangat tradisional.

Hal ini diamini banyak warga Banyumas yang mengaku mengenal kraca semenjak kecil. Banyak dari mereka yang sudah berusia tua dan mengaku sudah mengenalnya sejak kecil. Orang yang memperkenalkannya juga merupakan kakek atau nenek mereka.

Kraca adalah olahan rica-rica pedas dari keong sawah. (Inibaru.id/ Ike Purwaningsih)
Kraca adalah olahan rica-rica pedas dari keong sawah. (Inibaru.id/ Ike Purwaningsih)

“Ini kuliner dikenal secara turun-temurun. Nenek saya pernah cerita kalau saat kecil, dia ikut masak kraca dengan neneknya,” ungkap salah seorang penggemar kraca dari Purwokerto, Nurul Aini.

Warga Purwokerto lainnya, Agung, juga mengungkap hal serupa. Dia mengaku leluhur keluarganyalah yang memperkenalkan kuliner ini kepadanya. Berkat hal ini, pria paruh baya ini berjualan sup kraca di kawasan Cikebrok, Purwokerto.

“Makanan ini sudah ada sejak zaman nenek saya. Dan paling dicari ya saat Ramadan. Makanya saya hanya berjualan saat Ramadan. Tapi penjual yang lain banyak juga yang berjualan di luar bulan Ramadan,” terangnya.

Nggak sedikit pemudik dari wilayah lain yang datang ke Banyumas dan sengaja mencari kraca sebagai oleh-oleh. Bahkan, banyak orang dari wilayah seperti Cilacap atau Purbalingga datang ke Purwokerto demi mendapatkannya. Maklum, kuliner ini memang hanya bisa kamu temui di Banyumas.

Diakui Agung, dia kesulitan mencari keong sawah, bahan utama dari kuliner ini dari kawasan Banyumas dan sekitarnya. Dia sampai ‘mengimpornya” dari Pemalang dan wilayah dari kawasan Pantura lainnya.

“Saar ini per kilogram sup kraca saya jual Rp55 ribu. Semakin mendekati Lebaran biasanya semakin mahal karena bahan bakunya semakin sulit dicari sementara peminatnya banyak,” terangnnya.

Hm, jadi penasaran seperti apa ya rasa dari kraca, kuliner khas Ramadan dari Banyumas ini. Kalau kamu, apakah sudah pernah mencicipinya, Millens? (Arie Widodo/E05)

Komentar

inibaru indonesia logo

Inibaru Media adalah perusahaan digital yang fokus memopulerkan potensi kekayaan lokal dan pop culture di Indonesia, khususnya Jawa Tengah. Menyajikan warna-warni Indonesia baru untuk generasi millenial.

Social Media

A Group Partner of:

medcom.idmetrotvnews.commediaindonesia.comlampost.co
Copyright © 2024 Inibaru Media - Media Group. All Right Reserved