Inibaru.id – Kota Semarang lebih dari sekadar kota besar yang jadi Ibu Kota Provinsi Jawa Tengah. Di tengah modernisasi di sana-sini, masih ada banyak budaya dan kearifan lokal yang terus dilestarikan. Nah, belakangan ini, ada 4 budaya Kota Semarang yang dipastikan berstatus Warisan Budaya Takbenda (WBTb).
Kalau menurut keterangan Kepala Bidang Kebudayaan Disbudpar Kota Semarang Sarosa, penetapan status 4 budaya khas Kota Semarang ini sebagai WBTb dilakukan pada Sabtu (16/11/2024). Penetapannya memang nggak di Kota Semarang, melainkan di salah satu ikon budaya dan sejarah paling populer di Jakarta, yaitu Kota Tua.
Budaya Kota Semarang yang mendapatkan status prestis tersebut yaitu Arak-arakan Sam Poo Tay Djien atau Arak-arakan Laksamana Cheng Ho, Ketoprak Truthug, Batik Semarangan, dan Macapat Semarangan.
“Dengan adanya penetapan ini, kita bisa memastikan budaya kita terlindungi dan nggak diklaim pihak lain, khususnya negara lain,” ungkap Sarosa sebagaimana dilansir dari Espos, Selasa (19/11/2024).
Memangnya, seperti apa sih budaya-budaya khas Kota Semarang yang kini berstatus WBTb tersebut? Berikut penjelasannya.
Arak-arakan Laksamana Cheng Ho
Kali terakhir Arak-arakan Laksamana Chengho digelar pada 8-10 Agustus 2024 di Kelenteng Sam Poo Kong, Kota Semarang. Acara ini digelar setiap tahun demi memperingati kedatangan Laksamana Cheng Ho di Pantai Simongan, Kota Semarang lebih dari enam abad silam. Asal kamu tahu saja, ya, Pantai Simongan ini kini ada di daratan dan cukup jauh dari garis pantai Kota Semarang, lo.
Batik Semarangan
Motif batik Semarangan dikenal dengan nama asem sedompol yang bermakna sekumpulan buah asam. Motif ini memang sangat khas Semarang dan disebut-sebut sudah eksis sejak masa penjajahan Belanda, Millens.
Ketoprak Truthug
Meski kini semakin jarang dipentaskan dan jarang diminati generasi muda, seni pertunjukan ketoprak truthug tetap eksis selama lebih dari 50 tahun. Yang jadi pementas ketoprak yang dikenal kerap menyisipkan pesan moral ini adalah generasi ketiga. Semoga saja tetap lestari hingga masa depan nanti, ya?
Macapat Semarangan
Bisa dikatakan, macapat semarangan adalah budaya akulturasi dari budaya-budaya Jawa, Arab, dan Tionghoa. Ketiga suku ini memang punya peran besar dalam perkembangan Kota Semarang sejak berabad-abad silam.
Bersyukur banget ya empat budaya khas Kota Semarang ini kini berstatus Warisan Budaya Takbenda. Semoga saja mereka tetap lestari dan bisa dinikmati sampai di era anak cucu kita nanti. Setuju? (Arie Widodo/E10)